Pembuatan Pelet Apung Ikan Lele, Budidaya ikan lele membutuhkan pakan yang berkualitas agar pertumbuhan ikan lebih cepat dan hasil panen lebih maksimal. Pelet apung menjadi pakan favorit karena dapat bertahan di permukaan air, sehingga lebih mudah dikonsumsi ikan sekaligus mengurangi penumpukan sisa pakan di dasar kolam.
Dengan Pembuatan Pelet Apung Ikan Lele sendiri, peternak bisa menghemat biaya sekaligus memastikan kandungan nutrisinya sesuai kebutuhan. Proses pembuatan pelet apung sebenarnya tidak terlalu rumit jika bahan baku tersedia.
Bahan-bahan tersebut perlu dicampur dengan takaran yang tepat, diolah menggunakan mesin ekstruder, kemudian dikeringkan agar tahan lama. Akhirnya dihasilkan pelet yang ringan dan dapat mengapung di permukaan air, sehingga ikan lebih mudah memakannya sekaligus menekan risiko pakan terbuang sia-sia.
Cara Membuat Pelet Apung Ikan Lele
Bahan Baku Utama
Dalam pembuatan pelet, bahan baku dibagi menjadi beberapa komponen penting. Tahap awal dimulai dengan menyiapkan bahan sumber protein, seperti tepung ikan, tepung kedelai, atau tepung kepala udang. Protein menjadi unsur utama karena berfungsi membangun jaringan tubuh ikan serta mempercepat pertumbuhan. Umumnya, kebutuhan protein dalam campuran berkisar antara 20–60 persen, tergantung usia dan ukuran lele yang dibudidayakan.
Selain itu, dibutuhkan karbohidrat dan serat yang berfungsi sebagai sumber energi tambahan. Bahan yang bisa digunakan antara lain dedak halus dengan batas maksimal 30 persen, tepung jagung, maupun tepung tapioka.
Untuk menjaga tekstur pelet tetap padat dan tidak mudah hancur saat direndam di air, diperlukan bahan pengikat seperti tepung tapioka atau tepung onggok dengan takaran sekitar 10–20 persen. Untuk melengkapi kandungan gizi, sebaiknya tambahkan aditif seperti vitamin, mineral, dan minyak ikan.
Proses Pembuatan
Langkah pertama adalah mempersiapkan semua bahan baku dalam kondisi kering dan halus. Proses penghalusan biasanya menggunakan mesin penggiling agar teksturnya seragam. Bahan yang kering dan halus memudahkan proses pencampuran sehingga nutrisi dalam setiap butir pelet bisa merata. Hal ini penting karena ikan membutuhkan pakan yang konsisten dalam kandungan gizi.
Tahap berikutnya adalah pencampuran. Bahan pengikat seperti tepung tapioka atau onggok terlebih dahulu dicampur dengan sedikit air hingga membentuk adonan lengket. Setelah itu, masukkan bahan sumber protein serta pelengkap lainnya.
Proses pengadukan sebaiknya menggunakan mesin mixer agar campuran lebih homogen lalu di cetak menggunakan Mesin Cetak Pelet Apung. Campuran yang rata akan menghasilkan pelet dengan kualitas baik, tidak mudah rapuh, dan bernilai gizi seimbang.
Pencetakan dan Pengeringan
Adonan yang sudah tercampur kemudian dimasukkan ke dalam Mesin Cetak Pelet Apung. Mesin ini berfungsi menekan sekaligus memanaskan adonan dengan suhu dan tekanan tinggi. Hasil proses ekstrusi membuat pelet mengembang dan memiliki tekstur ringan, sehingga mampu mengapung di permukaan air.
Pelet apung sangat penting bagi peternak lele karena membantu ikan lebih mudah memakan pakan tanpa banyak yang tenggelam dan terbuang ke dasar kolam. Setelah keluar dari mesin ekstruder, pelet perlu dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan bertujuan agar pelet lebih tahan lama saat disimpan dan tidak cepat berjamur.
Pelet yang sudah kering bisa dikemas dalam plastik kedap udara, kemudian disimpan di lokasi sejuk dan bebas dari kelembapan. Jika disimpan dengan benar, pelet dapat bertahan lebih lama sekaligus menjaga kandungan nutrisinya tetap optimal.
Tips Tambahan
Untuk mendukung pertumbuhan lele secara maksimal, pakan sebaiknya memiliki kandungan protein di atas 35 persen. Kandungan ini terbukti mampu mempercepat pertumbuhan dan menjaga kesehatan ikan. Jika tepung ikan sulit diperoleh atau harganya mahal, Anda bisa menggunakan alternatif lain seperti tepung tulang, jeroan, atau bahan lokal lain yang memiliki kandungan protein cukup tinggi.
Selain itu, penggunaan bahan pengikat juga bisa disesuaikan dengan ketersediaan di daerah. Tepung tapioka bisa diganti dengan tepung gaplek atau onggok yang lebih mudah ditemukan dan lebih murah. Hal yang tidak kalah penting adalah menjaga kondisi pelet saat penyimpanan. Hindari menyimpan dalam waktu terlalu lama agar kualitas pakan tidak menurun dan terhindar dari serangan serangga.